KONTROL PATOGENITAS Vibrio harveyi spp. DENGAN BACILLUS SUBTILIS BT23, SEBAGAI TREATMENT PROBIOTIK YANG DIBERIKAN UNTUK UDANG WINDU (Penaeus monodon).
Budidaya adalah salah satu sektor penghasil makanan yang tumbuh paling cepat, dengan pertumbuhan kultur udang dan lobser dengan rata-rata perperiodenya sekitar 16-8% antara tahun 1984 dan 1995 (Subasinghe et al. 1998). Namun, penyebaran penyakit telah menyebabkan kerugian ekonomis yang besar di beberapa negara. Menurut laporan Bank dunia terbaru, kerugian secara global karena penyakit udang sekitar US$ 3 milyar (Lundin 1996). Spesies Vibrio telah menjadi flora yang dominan didalam beberapa tingkat perkembangan Penaeus monodon dan telah di deskripsikan sebagai patogen (Lightner 1996; Sung et al. 2001).
Konsekuensi potensial negatif dari penggunaan antibiotik dalam budidaya untuk perlakuan prophylactic dari berbagai penyakit adalah perkembangan dari bakteri anti obat dan penurunan efisiensi dari perlakuan antibiotik terhadap penyakit manusai dan hewan (Moriarty 1997). Kekhawatiran yang meningkat terhadap mikroorganisme yang tahan terhadap antibiotik (Amabile et al. 1995) telah menghasilkan pendapat untuk metode alternatif pencegahan penyakit, termasuk didalamnya penggunaan bakteri non pathogenik sebagai agen probiotik biokontrol (Austin et al. 1995;Moriarty 1997). Bakteri asam laktat telah diuji sebagai probitik di dalam hewan berdarah hangat dan beberapa pendekatan telah dilakukan untuk menggunakan bakteri asam laktat sebagai probiotik antagonis dari patogen udang (Gatesoupe 1999; Skjermo and Vadstein 1999). Spora basilus telah digunakan sebagai agen biokontrol untuk mengurangi vibrio pada fasilitas budidaya udang (Skjermo and Vadstein 1999; Rengipipat et al. 2000). Basilus terdiri dari sejumlah besar mikroflora yang terdapat dalam insang, kulit dan saluran pencernaan pada udang(Sharmila et al. 1996). Bacillus spp. Seringkali digunakan sebagai antagonis terhadap mikroorganisme lainnya, termasuk didalamnya bakteri patogen pada ikan dan ikan karang (Gatesoupe 1999;Rengipipat et al. 2000). Pada penelitian terbaru telah diteliti, aktifitas inhibitor dari Basillus subtilis BT23, terpisah dari budidaya udang di tambak, terhadap Vibrio harveyi dalam kondisi invitro dan invivo.
Penelitian ini menggunakan Baccillus subtilis BT23 sebagai treatment probiotik untuk kontrol patogenesitas Vibrio harveyi yang menyerang pada udang windu ( Penaeus monodon ) yang memiliki fungsi untuk mengetahui kemampuan Baccilus subtilis BT23 dalam mengurangi laju pertumbuhan Vibrio harveyi. Metode dan bahan yang digunakan didalam peneltian ini adalah ;
· Vibrio harveyi yang diperoleh diperoleh dari P. monodon dengan penyakit black gills (insang hitam) (LD50 value 105 cfu ml-1 dibawah infeksi eksperimental dari P. monodon juveniles)
· Baccilus subtilis BT23 yang diperoleh dari udang hasil budidaya tambak yang digunakan sebagai jenis antagonis. Bacillus BT21, Bacillus BT22 dan B. subtilis BT23 diisolasi dari udang budidaya tambak.
Seluruh Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini telah diidentifikasi dengan menggunakan uji tabung dan cawan standar secara morfologi, fisiologi dan biokimia. Semua jenis – jenis nya diambil dari stok koleksi budidaya laboratorium Departemen biokteknologi Universitas Madras
Bacillus subtilis BT23 dan V. harveyi yang sebelumnya telah di budidayakan secara terpisah di LB broth pada suhu 28° C selama 3 hari. Vibrio harveyi diinokulasikan ke dalam LB broth pada kecerahan inisial sel sebesar kurang lebih 103 cfu ml-1, dimana tingkat keberadaan dari B. subtilis BT23 adalah 105 ,107,108 dan 109 cfu ml-1. Seluruh kombinasi diulang tiga (3) kali. Wadah co-kultur diinkubasi pada suhu 28°C dan sampel diambil tiap hari untuk melihat determinasi kecerahan V. harveyi. Jumlah dari V. harveyi diperkirakan dengan cara mempersiapkan 10 tumpuk serial dilution dan 0-1 ml dari tiap-tiap dilution diinolaskan ke dalam cawan thiosulphate citrate bile garam sucrose agar. Setelah itu baru diinfeksikan pada udang windu yang telah disiapkan pada bak – bak secara merata.
Hasil yang diperoleh menunjukkan Ekstrak sel bebas dari Baccilus subtilis BT23 menunjukkan aktifitas inhibitori terhadap Vibrio spp. Baccilus subtilus BT23 menunjukkan aktifitas inhibitori terhadap 112 Vibrio spp., V. harveyi (39 isolates), V. anguillarum (24 isolates), V. vulnificus (30 isolates) dan V. damsela (19 isolates) diperoleh dari budidaya penetasan dan tambak P. monodon. Diameter dari zona inhibitori disekitar pertumbuhan of Vibrio spp. sekitar 3–6 mm. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri non - patogen Baccilus subtilis BT23 memiliki kemampuan mengontrol laju pertumbuhan patogen vibrio harveyi yang tinggi dibandingkan bakteri non – patogen lainnya baik kondisi secara in vivo maupun in vitro.
gambar 1. Petri disk yang terkontaminasi oleh ekstrak sel (a). Bacillus BT21, (b). Bacillus BT22 and (d). Bacillus BTT23 memperlihatkan pertumbuhan dari (A). Vibrio harveyi, (B). V. anguilarum and (C). V.damsela. Bacillus subtilis BT23 (d). memperlihatkan zona pertumbuhan yang luas.
gambar 2. pertumbuhan Vibrio harveyi pada suhu 28º C dengan dan tanpa Bacillus subtilis BT23 pada perbedaan konsentrasi.
gambar 3. pertumbuhan Vibrio harveyi pada suhu 28º C dengan ekstrak sel Bacillus subtilis BT23 yang dikestrak berdasarkan perbedaan densitas sel.
gambar 4. jumlah mortalitas juvenile udang windu (Panaeus monodon) yang terinfeksi oleh Vibro harveyi dengan dan tanpa perlakuan pemberian probiotik dari Bacillus subtilis BT23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar