Sabtu, 20 September 2008

Pembuatan Silase
Silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa) yang disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika penggembalaan ternak tidak mungkin dilakukan.
Prinsip utama pembuatan silase:
1. menghentikan pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
2. mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara.
3. menahan aktivitas enzim dan bakteri pembusuk.
Pembuatan silase pada temperatur 27-35 derajat C., menghasilkan kualitas yang sangat baik. Hal tersebut dapat diketahui secara organoleptik, yakni:
1. mempunyai tekstur segar
2. berwarna kehijau-hijauan
3. tidak berbau
4. disukai ternak
5. tidak berjamur
6. tidak menggumpal
Beberapa metode dalam pembuatan silase:
1. Metode Pemotongan
- Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm
- Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik
- Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
- Tutup dengan plastik dan tanah
2. Metode Pencampuran
Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam, dedak padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
- asam organik: 4-6kg
- molases/tetes: 40kg
- garam : 30kg
- dedak padi: 40kg
- menir: 35kg
- onggok: 30kg
Pemberian bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan yang akan diproses. Apabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dengan perbandingan 2 bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah dan 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang merata.
3. Metode Pelayuan
- Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering 40% - 50%.
- Lakukan seperti metode pemotonga

Silase Ikan
1. Bahan: ikan rucah dan limbah pengolahan.
2. Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.
3. Cara pembuatan: (1) Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% 24 jam, kemudian diperas. (2) Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan. (3) Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam propionat 1%, untuk mencegah tumbuhnya bakteri/cendawan dan menambah daya awet ± 3 bulan dengan pH ± 4,5. (4) Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3- 4 kali sehari. (5) Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1:1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.
4. Kandungan gizinya: Protein=18-20%, Lemak=1-2%, Abu=4-6%, Air=70- 75%, Kapur=1-3%, Fosfor=0,3-0,9%


Silase daun kelapa sawit
Silase daun kelapa sawit diproses dengan mencacah daun kelapa sawit
sebanyak ± 20 kg menjadi potongan sepanjang 2 – 3 cm. Daun kelapa sawit yang
telah dicacah kemudian ditimbang sebanyak 5 kg. Cacahan daun kelapa sawit
sebanyak 1 kg (kering udara) kemudian diperciki dengan larutan yang mengandung
1% urea diaduk secara merata kemudian dicampur dengan bahan aditif berupa
tepung gaplek (4% untuk setiap 1 kg daun kelapa sawit kering udara) sampai benarbenar
homogen. Bahan yang telah dicampur dimasukkan kedalam kantong plastik
ukuran 5 kg, didapatkan dan ditutup rapat agar kedap udara dan disimpan selama
40 hari. Sebelum diberikan ke ternak silase diangin-anginkan selama 2 jam.
Silase Rumput Gajah
Kegiatan penelitian dibagi dalam 2 tahap. Tahap pertama adalah pembuatan silase. Rumput Gajah dipotong pada umur kurang lebih 45 hari dan dilayukan hingga kadar airnya mencapai 40%. Rumput Gajah yang telah layu selanjutnya ditambah dengan tetes sebanyak 2,5% (w/w) dari bahan kering (BK) rumput gajah. Selanjutnya ditambahkan KMC dengan berbagai aras (w/w), yaitu 0 (T0); 2,5 (T1); 5 (T2); 7,5 (T3) dan 10% (T4). Kultur mikrobia campuran yang digunakan adalah Lactosym yang diproduksi oleh Multigerm Indonesia, Jakarta. Masing-masing perlakuan terdapat 3 ulangan. Kadar air dalam pembuatan silase ditentukan 60% setelah terjadi penambahan tetes dan KMC. Ensilase dilakukan selama 21 hari.
Tahap kedua meliputi pembongkaran silase yang dilanjutkan dengan pengamatan karakteristik organoleptis silase percobaan yang meliputi bau dan rasa, tekstur, warna, ada/tidaknya jamur dan penggumpalan.

DAFTAR PUSTAKA
 Perlakuan silase dan amoniasi daun kelapa sawit sebagai bahan baku pakan domba. NEVY DIANA HANAFI. Fakultas Pertanian Program Studi Produksi Ternak Universitas Sumatera Utara.
 Budidaya Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul.
 Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Jawa Tengah

Tidak ada komentar: