Jumat, 12 September 2008

Pengaruh Kejutan Suhu ( Heat Shock )Pada Penggunaan Etanol Sebagai Aktivator Pembelahan Pada Proses Parthenogenesis


Parthenogenesis

Menurut Arfiati (2005), parthenogenesis adalah terjadinya embrio tanpa adanya fertilisasi. Ini terjadi pada ikan-ikan tropis (Peocilia formosa). Dalam hal ini sel sperma hanya memacu perkembangan sel telur, tanpa menurunkan hereditas yang dimiliki. Embrio yang dihasilkan selalu berkelamin betina yang tidak mempunyai sifat genotip jantan

Kejutan Suhu Pada Telur

Menurut Kabakov dan Vladimir (1997), bahwa stress temperatur, radiasi ultraviolet, perubahan pH lingkungan sel dan perlakuan dengan oksidan, deterjen, etanol, transisi ion logam, dan asam amino analog akan mendorong sel untuk mensintesis protein sel baru yaitu heat shock protein (HSP). HSP berfungsi dalam pertahanan sel terhadap bahaya yang disebabkan oleh faktor tersebut.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Materi Penelitian

Hewan uji yang digunakan adalah telur dari indukan lele dumbo. Bahan yang digunakan adalah NaCl 0,9%, aquadest, Etanol 7%, metylen blue, bulu ayam, tissue, dan kertas label. Sedangkan alat yang digunakan adalah akuarium, heater, thermometer, pH meter, DO meter, mikroskop, timbangan analitik, spet injeksi, obyek glass, pipet tetes, stop watch, aerator, mangkuk, petridisk, saringan, bak kejutan suhu, dan bak inkubasi.

Prosedur Penelitian

· Pembuatan Ekstrak Hipofisa

· Penyuntikan hormon pada induk ikan

· Kontrol pembuahan normal

· Perlakuan aktivasi dengan penambahan ethanol

· Kontrol tanpa perlakuan apa-apa

Parameter

Parameter Utama

· Tingkat perkembangan embrio ikan (perlakuan)

· Keberhasilan aktivasi telur dengan menggunakan etanol

Parameter Penunjang

· Morfologi larva meliputi fase terakhir yang diperoleh pada perkembangan tertinggi embrio lele dumbo.

· Kualitas air yang meliputi:

Ø Suhu yang diukur dengan thermometer

Ø pH air yang diukur dengan pH meter

Ø Oksigen terlarut yang diukur dengan oksimeter

Analisa Data

Dari data yang diperoleh dilakukan analisa ragam. Apabila hasil tabel sidik ragam berbeda nyata atau sangat berbeda nyata maka dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dan Analisa Regresi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat perkembangan embrio

Fase Pembelahan 4 Sel

Data hasil penelitian perlakuan penggunaan etanol dengan kejutan suhu yang berbeda terhadap tahap perkembangan embrio pada telur lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat diketahui bahwa penelitian ini tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan embrio lele dumbo pada fase pembelahan 4 sel. Ini dapat diketahui dari perlakuan dengan kejutan suhu 380C yang mengalami perkembangan embrio tertinggi dengan jumlah 85.67% dibandingkan dengan kontrol tanpa sperma yang mengalami perkembangan embrio dengan jumlah 46%.

Fase Pembelahan 8 Sel

Data hasil penelitian perlakuan penggunaan etanol dengan kejutan suhu yang berbeda terhadap tahap perkembangan embrio pada telur lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat diketahui bahwa perlakuan ini tidak berpengaruh nyata terhadap perkembangan embrio lele dumbo pada fase pembelahan 8 sel. Ini dapat diketahui dari perlakuan dengan kejutan suhu 380C yang mengalami perkembangan embrio tertinggi dengan jumlah 73% dibandingkan dengan kontrol tanpa sperma yang mengalami perkembangan embrio dengan jumlah 43.66%.

Fase Morula

Data hasil penelitian perlakuan penggunaan etanol dengan kejutan suhu yang berbeda terhadap tahap perkembangan embrio pada telur lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat diketahui bahwa perlakuan ini berpengaruh nyata terhadap perkembangan embrio lele dumbo pada fase morula yang berarti menerima HI dan menolak H0. Hasil tersebut bukan berarti telur yang mengalami aktivasi, yang dapat diketahui dari telur yang mengalami perkembangan embrio dengan jumlah 60% dan dengan kontrol tanpa sperma mengalami perkembangan embrio dengan jumlah 34.33%.

Fase Blastula Awal

Data hasil penelitian dengan perlakuan penggunaan etanol dengan kejutan suhu yang berbeda terhadap tahap perkembangan embrio pada telur lele dumbo (Clarias gariepinus) dapat diketahui bahwa perlakuan suhu tidak berbeda nyata terhadap perkembangan embrio lele dumbo pada fase blastula awal. Ini dapat diketahui dari telur yang mengalami perkembangan embrio dengan jumlah 37.67% dan dengan kontrol tanpa sperma mengalami perkembangan embrio dengan jumlah 31%. Dari hasil tersebut diduga telur yang teraktivasi hanya 6.67%.

Hasil Pengamatan Pada Perkembangan Embrio Tertinggi

Dari penelitian dengan penggunaan etanol terhadap perlakuan kejutan suhu yang berbeda pada proses parthenogenesis diketahui bahwa pada perlakuan dengan kejutan suhu 380C fase pembelahan 4 sel didapat jumlah telur yang berkembang 85.67%, untuk fase pembelahan 8 sel didapat jumlah telur yang berkembang 73%, untuk fase morula didapat jumlah telur yang berkembang 60%, untuk fase blastula awal didapat jumlah telur yang berkembang 37.67%, sedangkan secara keseluruhan diperoleh pembelahan blastula awal dengan kejutan suhu yang terbaik yaitu 380C dengan jumlah telur yang berkembang 37.67%.

Morfologi larva

Dari hasil penelitian penggunaan Etanol dengan kejutan suhu yang berbeda perlakuan kejutan suhu 380C, 390C, 400C, 410C diketahui bahwa telur mengalami pembelahan blastula awal.

Kualitas Air

Kualitas air yang masih layak untuk perkembangan embrio lele dumbo yaitu suhu 26-280C, pH 7.4 dan oksigen terlarut 8.2 ppm.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian “Studi Penggunaan Etanol Dengan Kejutan Suhu Yang Berbeda Sebagai Aktivator Pembelahan (Parthenogenesis) Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)” dapat disimpulkan sebagai berikut :

· Dari penelitian dengan penggunaan etanol terhadap perlakuan kejutan suhu yang berbeda pada proses parthenogenesis diketahui bahwa pada perlakuan dengan kejutan suhu 380C fase pembelahan 4 sel didapat jumlah telur yang berkembang 85.67%, untuk fase pembelahan 8 sel didapat jumlah telur yang berkembang 73%, untuk fase morula didapat jumlah telur yang berkembang 60%, untuk fase blastula awal didapat jumlah telur yang berkembang 37.67%, sedangkan secara keseluruhan diperoleh pembelahan blastula awal dengan kejutan suhu yang terbaik yaitu 380C dengan jumlah telur yang berkembang 37.67%.

· Dari hasil penelitian penggunaan Etanol dengan kejutan suhu yang berbeda perlakuan kejutan suhu 380C, 390C, 400C, 410C diketahui bahwa telur mengalami pembelahan blastula awal.

· Kualitas air yang masih layak untuk perkembangan embrio lele dumbo yaitu suhu 26-280C, pH 7.4 dan oksigen terlarut 8.2 ppm.


DAFTAR PUSTAKA

Arfiati, D. 2005. Anatomi Ikan. Fakultas Perikanan. Universitas Brawijaya. Malang. 103 Hal.

Kabakov, A.E. and Vladimir L.G. 1997. Heat Shock Protein And Cytoprotection: Atp Deprived Mammalian Cells. R.G. Landes Company. Austin. 237 Hal.

Khairuman, dan Khirul, A. 2002. Budidaya Lele Dumbo Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. 79 Hal.

Tidak ada komentar: