SAPROLEGNIA
Oleh Ganda Pribadi
Laporan ini memberikan informasi utama tentang S. declina Humprey-S. parasitica Coker complex (
Selama membaca, kutipan-kutipan sudah dibatasi dalam laporan ini. Banyak penulis dibawah ”referensi” memberikan diskripsi yang sama dan hal-hal yang penting tentang saprolegnia. Oleh karena itu, untuk menambah pengetahuan, catatan (dan lainnya) digunakan untuk menginformasikan kepada para pembaca tentang hal-hal spesifik yang juga diberikan oleh beberapa penulis tambahan.
APA ITU SAPROLEGNIA?
Saprolegnia (Dibaca: “Sap-ro-leg-niah”) berada dalam ekosistem air tawar dan merupakan jenis utama jamur air yang berhubungan dengan infeksi jamur terhadap ikan dan telur yang berada dalam air tawar. Hampir semua ikan air tawar dibatasi paling sedikit satu jenis jamur selama kehidupannya (Neish, 1991 ; Noga, 1996; dan lainnya), khususnya dari tingkatan telur sampai smoltifikasi (Bruno dan Wood, 1999; Pickering, 1994). Infeksi ikan oleh saprolegnia disebut “saprolegniasis” (Beakes dkk., 1994; Roberts, 1989, dan lainnya).
Pada ikan, saprolegnia menyerang jaringan-jaringan epidermis, pada umumnya bermula dari kepala atau sirip (Neish, 1977; Willoughby, 1994; dan lainnya) dan dapat menyebar ke seluruh permukaan tubuh. Yang nampak seperti putih dan abu-abu potongan kecil dari filamentus mycelium (Bruno dan wood, 1999; Beakes dkk, 1994; dan lainnya), saprolegnia digolongkan, kapas kelihatan seperti radiasi dalam sirkulasi, bentuk bertambah atau pola melingkar.
Saprolegnia juga menginfeksi telur yang hampir mati dengan adhesi dan penetrasi terhadap membran telur (
Lingkar Kehidupan Saprolegnia
Bruno dan Wood (1999) memberikan klasifikasi taksonomi saprolegnia:
Kingdom: Protoctista
Division: Oomycota
Phylum: Heterokonta
Class: Oomycotea
Order: Saprolegniales
Family: Saprolegniaceae
Genus: Saprolegnia
Spesies: declina Humprey-parasitica Coker compeks.
Saprolegnia mempunyai lingkar kehidupan yang kompleks, yang meliputi kedua reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi seksual melibatkan produksi dari antheridium dan oogonium gametangia, yang disatukan untuk fertilisasi (Pickering dan Willoughby, 1982; Seymour, 1970; dan lainnya).
Spora aseksual dari saprolegnia melepaskan motile, zoospora utama (Bruno dan Wood; Willoughby, 1994). Zoospora utama hanya aktif dalam beberapa menit sebelum mereka encyst, berkecambah dan melepaskan zoospora kedua (Seymour, 1970; Willoughby, 1994; dan lainnya). Zoospora kedua lebih motile dalam periode waktu yang panjang dari pada zoospora utama (
Lingkar kehidupan saprolegnia ditunjukkan dalam diagram (Neish dan Hughes, 1980) dibawah:
Encystment (proses pengkistaan) berikutnya, zoospora kedua melepaskan rambutnya untuk penyerangan (Beakes, 1982; Willoughby, 1994). Hal ini sudah jelaskan bahwa rambut tersebut juga digunakan untuk pengapungan (Hatai dan Hoshiai, 1994; Pickering dan Willoughby, 1982; dan lainnya), untuk mengurangi rata-rata sedimentasi (Beakes dkk., 1994), dan untuk pengenalan rangsangan sekumpulan fungal (Beakes, 1982). Lebih dari spesies pathogenic dari saprolegnia, S. parasitica (Beakes dkk., 1994; Hatai dan Hoshiai, 1994; dan lainnya), mempunyai rambut bengkok yang panjang (Beakes, 1982; Pickering dan Willoughby, 1982; dan lainnya). Perbedaan spesies dari saprolegnia mampu untuk berkecambah dibawah kondisi lingkungan dan tingkat gizi yang berbeda (Bruno dan Wood, 1999; Willoughby, 1985). Beberapa saprolegnia yang terisolasi mampu untuk tumbuh didalam air sendiri (
Bagaimana Saprolegnia menyerang Ikan
Sebagai kelompok dari kelas Oomycete, genus saprolegnia dianggap sebagai kesempatan fakultatif parasit (Neish, 1977), pada saprotrophic dan neotrophic (Bruno dan Wood, 1999). Spora jamur mungkin disebarkan oleh tempat penetasan ikan, ikan liar telur persediaan air dan peralatan (Bruno dan Wood, 1999; dan lainnya). Hal ini sudah diusulkan bahwa beberapa bakteri mungkin menolak (Beakes dkk., 1994) atau melawan pada saprolegnia (Peterson dkk., 1994). Saprolegnia mempunyai pengaruh yang kuat pada salmonid, khususnya pada kultur air (Beakes dkk., 1994; Hatai dan Hoshiai, 1994; dan lainnya). Bagaimanapun, hal tersebut juga dapat menginfeksi teleost lainnya dengan baik (Bruno dan wood, 1999). Kecoak, orfe, ikan gurami, tench, belut, ikan petelur, barramundi, tilapia, ikan mullet ( Bruno dan Wood, 1999) sudah diinfeksi dengan saprolegnia. Ini juga sudah dihubungkan dengan ikan tropik, termasuk gurami, guppy, ikan todak dan platy (Roberts, 1989; Willoughby, 1994)
Penyebab dari Saprolegniasis
Salmonids, tingkat physiological ikan pada umumnya ditentukan jika infeksi jamur akan berhasil (Neish, 1977; Sniezko, 1974; dan lainnya). Saprolegnia umumnya menyerang ikan yang mempunyai tekanan atau sebaliknya mempunyai kelemahan sistem kekebalan tubuh (Bruno dan wood, 1999; Pickering, 1994). Karena jamur hampir selalu berada dalam air tawar, bisa diasumsikan bahwa beberapa perubahan pada ikan terjadi yang membiarkan infeksi saprolegnia (Bruno dan Wood, 1999). Neish (1999) menyatakan bahwa immunosupression memberikan mekanisme yang menyebabkan normalnya transformasi organisme non-pathogen, termasuk saprolegnia, untuk menjadi phatogenik.
Kondiai yang membuat ikan mudah terkena saprolegniasis, tetapi tidak terbatas, berikut ini :
Kondisi saprolegniasis | Referensi |
Broodstock | Meyer, 1991 |
Kondisi tempat penetasan penuh | Beakes dkk., 1994; Whisler, 1996; dan lainnya |
Integritas epidermis | Hatai dan Hoshiai, 1994; |
Pemeliharaan | Bruno dan Wood, 1999; Hatai dan Hoshiai, 1994 |
Tingkat corticosteroid yang tinggi / metabolisme androgen | Murphy, 1981; Neish, 1977; dan lainnya |
Kesalahan manusia | Meyer, 1991 |
Wanita dewasa | Bruno dan Woods, 1999; |
Pathogen dan parasit | Bruno dan Wood, 1999; Meyer, 1991 |
Aktivitas fisik tempat bertelur | Bruno dan Woods, 1999; Richards dan |
Polusi | Sniezko, 1974 |
Kedewasaan seksual | Neish, 1977; |
Strukturnya | Pottinger dan |
Kualitas air | Bruno dan Wood, 1999; |
Perubahan temperatur air | Bruno dan Wood, 1999; Howe dkk., 1999; dan lainnya |
Saprolegnia bisa hidup lama dalam temperatur yang cocok, dari 30 C sampai 330C, yang menunjukkan suhu panas (Pickering dan Willoughby, 1982). Dengan demikian, perubahan temperatur secara tiba-tiba dapat membuat ikan peka terhadap saprolegniasis (Bruno dan Wood, 1999; Willoughby, 1994), melalui penambahan tekanan psikologi. Ikan akan menderita “musim dingin yang membunuh” (
Pengobatan terhadap saprolegnia : Apa yang dikerjakan
Infeksi jamur sulit untuk di cegah dan diobati. Oleh karena itu, penggunaan bahan-bahan kimia yang sesuai bisa menjadi kebutuhan ketike saprolegnia di diagnosa. Bagaimanapun juga ada beberapa bahan-bahan kimia yang disetujui untuk digunakan dalam aquaculture di amerika serikat (Fitzpatrick dkk., 1995; Meyer, 1991; dan lainnya). Perunggu hijau dianggap sebagai bahan kimia yang lebih efektif untuk mengontrol saprolegnia (Bruno dan Wood, 1999; Willoughby dan Roberts, 1992; dan lainnya). Namun, karena jumlah carcinogenicas, teratogenic (Fitzpatrick dkk., 1995) dan / atau kekayaan mutagen (Bruno dan Wood, 1999), perunggu hijau dilarang di Amerika serikat dan beberapa negara lainnya (Marking dkk., 1994; dan lainnya). Formalin, solusi dari 37 % formaldehida (Van waters dan Rogers, 1988), efektif dalam pengobatan saprolegnia (Fitzpatrick dkk., 1995; Mitchell dan Collins, 1997; dan lainnya), dan hanya fungisida yang digunakan dalam aquaculture di Amerika serikat (Bruno dan Wood, 1999; Marking dkk., 1994; dan lainnya). Dengan demikian ada perhatian tentang efeknya pada kedua lingkungan dan personil yang menanganinya (Fitzpatrick dkk., 1995; dan lainnya). Hydrogen peroksid adalah bahan kimia yang dijanjikan untuk perwatan terhadap saprolegnia (Fitzpatrick dkk., 1995; Marking dkk., 1994; dan lainnya) yang memberikan dampak minim pada lingkungan (Bruno dan Wood, 1999; Mitchell dan Collins, 1997). Oleh karena itu, hal ini sangat penting bagi spesies, tingkat hidup dan temperatur air ketika pengobatan saprolegnia dengan hydrogen peroksid (Rach dkk., 1997). Sodium chlorid pada konsentrasi tinggi, air laut pada 29 gm/liter dan air asin pada 15 gm/liter, adalah mematikan bagi saprolegnia (Marking dkk., 1994; Pickering, 1994), dan efektif untuk mengontrol saprolegnia (
REFERENSI
Beakes, G.W., Wood, S.E., dan Burr, A.W. 1994. Features which characterize Saprolegnia isolates from salmonid fish lesions – A review. In Salmon Saprolegniasis. Edited by G. J. Mueller.
Beakes, G. 1982. A comparative account of cyst coat ontogeny in saprophytic and fish-lesion (pathogenic) isolates of the Saprolegnia declina-parasitica complex.
Bruno, D.W., and Poppe, T.T. 1996. A Color Atlas of Salmonid Diseases. Academic Press,
Bruno, D.W., and Wood, B.P. 1994. Saprolegnia and other Oomycetes. In Fish Diseases and Disorders, Volume 3, Viral, Bacterial and Fungal Infections. Edited by P.T.K. Woo and D.W. Bruno. CABI Publishing,
Fitzpatrick, M.S., Schreck, C.B., and Chitwood, R.L. 1995. Evaluation of three candidate fungicides for treatment of adult spring chinook salmon. Prog. Fish-Cul. 57: 153-155.
Hatai, K., and Hoshiai, G-I. 1994. Pathogenicity of Saprolegnia parasitica coker. In Salmon Saprolegniasis. Edited by G. J. Mueller.
Howe, G.E., Gingerich, W.H.,
Hughes, G.C. 1994. Saprolegniasis, then and now: A retrospective. In Salmon Saprolegniasis. Edited by G. J. Mueller.
Marking, L.L., Rach, J.J., and Schreier, T.M. 1994. Evaluation of antifungal agents for fish culture. Prog. Fish-Cul. 56(4): 225-231.
Meyer, F.P. 1991. Aquaculture disease and health management. J. Anim. Sci. 69: 4201-4208.
Mitchell, A.J., and Collins, C.B. 1997. Review of the therapeutic uses of hydrogen peroxide in fish production. Aquacul. Mag. 23(3): 74-79.
Mueller, G.J, and Whisler, H.C. 1994. Fungal parasites of salmon from the
Murphy, T.M. 1981. The use of chemosterilants to lower the frequency of skin fungal infection amongst precocious male 1+ Atlantic salmon parr, Salmo salar L. J. Fish Diseases 4: 387-395.
Neish, G.A. 1977. Observations on saprolegniasis of adult sockeye salmon, Oncorhynchus nerka (Walbaum). J. Fish Biol. 10: 513-522.
Neish, G.A., and Hughes, G.C. 1980. Diseases of fishes, Book 6, Fungal Diseases of Fishes. T.W.F. Publications,
Noga, E.J. 1996. Fish Disease Diagnosis and Treatment. Mosby-Year Book, Inc.
Peterson, A., Jegstrup, and Olson, L.W. 1994. Screening for bacteria antagonistic to Saprolegnia parasitica with BASF Pluronic Polyol F-127. Edited by G. J. Mueller.
Pottinger, T.G., and
Rach, J.J., Schreier, T.M., Howe, G.E., and
Richards, R. H., and Pickering, A. D. 1978. Saprolegnia infections of salmonid fish.
Roberts, R.J. 1989. Fish Pathology, second edition. Bailliere Tindall Publishers,
Snieszko, S.F. 1974. The effects of environmental stress on outbreaks of infectious diseases of fishes. J. Fish Biol. 6: 197-208.
Van Waters and Rogers, Inc. 1988. Material safety data sheet. Van Waters and Rogers, Inc.
Whisler, H.C. 1996. Identification of Saprolegnia spp. Pathogenic in Chinook Salmon. Final Report, DE-AC79-90BP02836, US Department of Energy,
Background artwork courtesy of the Northwest Power Planning Council,
This web page last updated
Tidak ada komentar:
Posting Komentar